Assalamualaikum bun,
Sebelum menjawab pertanyaan ini berikut akan kita belajar bersama-sama tentang kisah nabi yang diuji kesabarannya.
Beliau berasal dari keturunan Nabi Ibrahim As. Seperti yang Allah tuturkan dalam firmannya.
وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَۙ ٨٤
wa wahabnâ lahû is-ḫâqa wa ya‘qûb, kullan hadainâ wa nûḫan hadainâ ming qablu wa min dzurriyyatihî dâwûda wa sulaimâna wa ayyûba wa yûsufa wa mûsâ wa hârûn, wa kadzâlika najzil-muḫsinîn
Kami telah menganugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya‘qub. Tiap-tiap mereka telah Kami beri petunjuk. Sebelumnya Kami telah menganugerahkan petunjuk kepada Nuh. (Kami juga menganugerahkan petunjuk) kepada sebagian dari keturunannya, yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
Silsilah Nabi Ayyub Alaihissalam adalah cucu dari Nabi Ishaq bin Ibrahim Alaihissalam. Beliau merupakan seorang Nabi yang memiliki tingkat kesabaran luar biasa (paling tinggi) dalam menghadapi cobaan hidup dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Nabi Ayyub As
Nabi Ayyub As disebutkan di dalam Al quran sebanyak empat kali yaitu dalam surat An Nisa, Al An'am, Al Anbiya dan Shad.
Nabi Ayyub Alaihissalam adalah orang yang kaya raya, hartanya melimpah ruah dan ternaknya sangat banyak meliputi unta, sapi, kuda, kambing dan keledai. Ia hidup makmur dan sejahtera, hidup Nabi Ayub dipenuhi kesenangan, namun beliau tetap tekun untuk beribadah.
Selain kaya harta, Nabi Ayyub juga dikenal dengan sifatnya yang penuh kedermawanan. Kekayaan yang ia miliki ia pergunakan untuk kebaikan seperti disumbangkan kepada fakir miskin, untuk membantu anak yatim, memuliakan tamu-tamunya, dan lain-lain.
Allah mewahyukan kemuliaan dan karunia agung kepadanya yaitu nubuwah.Ini didasarkan atas firman Allah dalam surat An Nisa ayat 163,
اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ
Arab-Latin: Innā auḥainā ilaika kamā auḥainā ilā nụḥiw wan-nabiyyīna mim ba'dih, wa auḥainā ilā ibrāhīma wa ismā'īla wa is-ḥāqa wa ya'qụba wal-asbāṭi wa 'īsā wa ayyụba wa yụnusa wa hārụna wa sulaimān, wa ātainā dāwụda zabụrār
Artinya: "Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud."
Ujian Kesabaran Nabi Ayyub As
Allah SWT menguji Nabi Ayyub As dengan penyakit kulit dan mengambil seluruh kenikmatan Ayyub AS. Berbagai musibah kian menghampiri sang nabi, mulai dari anak-anaknya yang meninggal hingga hartanya yang habis tak bersisa.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkisah: “Sesungguhnya Nabi Allah Shubhanahu wa ta’alla, Ayyub berada dalam masa ujian selama delapan belas tahun. Dirinya dijauhi oleh semua orang, baik keluarga dekat maupun jauh. Kecuali dua orang dari saudara laki-lakinya, keduanya adalah saudara Ayyub yang paling setia. Keduanya saling bergantian mengunjungi beliau tatkala sakit."
Delapan belas tahun diuji namun lisan dan hati Nabi Ayyub tetap menyebut nama Rabbnya. Serasa merasa yakin bahwa ujian ini sudah menjadi takdir Allah.
Karena penyakit kulitnya Nabi Ayyub As diasingkan pada sebuah tempat pembuangan sampah di luar kota tempat tinggalnya, dan tidak ada yang menemaninya kecuali seorang istrinya yanga selalu sabar melepas semua harta dan anak, bersabar dengan penyakit suami setelah hidup dalam kenikmatan dan kehormatan yang pernah disandangnya
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sang istri bekerja kepada orang lain namun seiring berjalannya waktu orang-orang mulai mengetahui bahwa Ia merawat orang sakit kulit, masyarakat tidak mau memperkerjakan lagi karena takut tertular.
Sang istri menuju orang-orang yang kaya dan menggadaikan kepang rambutnya dengan dengan makanan yang banyak lalu makanan itu dibawanya kepada Nabi Ayyub.
Ayyub berkata, “Dari manakah engkau mendapatkan makanan ini?. Dan dia marah kepadanya. Sang istri menjawab, “Aku telah bekerja pada banyak orang dan mendapatkan upah karenanya. Keesokan harinya karena tidak menemukan seorangpun yang menyuruhnya bekerja dan istri Nabi Ayyub kembali menjual belahan kepangan rambut yang kedua kemudian membeli makanan dengan upah tersebut.
Nabi Ayyub curiga bahkan dia bersumpah bahwa dirinya tidak mau memakan makanan ini sehingga sang istri memberitahukan dari manakah dia memperoleh makanan ini. Akhirnya sang wanita itu membuka kerudung yang menutupi kepalanya, saat dia melihat rambut istrinya telah tercukur rata Nabi Ayyub merasa kesal lantas bersumpah akan memukul sebanyak seratus kali.
Kesembuhan Nabi Ayyub
Pada suatu ketika Nabi Ayyub datang terlambat kepada istrinya, maka Allah Shubhanahu wa Ta’ala mewahyukan padanya, di tempat ia berada:
قال الله تعالى : ﴿ ٱرۡكُضۡ بِرِجۡلِكَۖ هَٰذَا مُغۡتَسَلُۢ بَارِدٞ وَشَرَاب ﴾ (سورة ص : 42)
” (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. [Shaad/38: 42]
Tatkala ia bertemu istrinya, dan Allah Shubhanahu wa Ta’ala telah menghilangkan segala penyakitnya, sehingga keadaannya seperti sedia kala bahkan rupanya lebih bagus dari sebelumnya.
Ketika melihat ada orang , istrinya bertanya: “Semoga Allah Shubhanahu wa Ta’ala merahmatimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang terkena penyakit, demi Allah, tidak pernah saya melihat seseorang yang lebih mirip dirimu dengannya, apakah ini benar?
Ayyub menjawab: “Iya, inilah saya”.
Allah juga mengembalikan harta Nabi Ayyub melalui dua kebunnya, gandum dan sagu, Allah Shubhanahu wa Ta’ala mengutus dua awan untuk mengairinya, sehingga tatkala sudah terguyur, kebun gandum berbuahkan emas, sedangkan kebun yang satunya lagi berbuah perak”.
Nabi Ayyub ingat akan sumpahnya namun Allah mewahyukan agar mengambil seikat rumput sebanyak seratus buah kemudian dipukulkan kepada istrinya sebanyak satu kalo untuk memenuhi sumpah.
Allah Tabaraka wa Ta’ala memuji kesabaran Nabi Ayyub Alaihissallam di dalam firman-Nya,
وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْ ۗاِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًا ۗنِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌ
“Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah).”[Shaad/38:44]
وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَۚ ٨٤
fastajabnâ lahû fa kasyafnâ mâ bihî min dlurriw wa âtainâhu ahlahû wa mitslahum ma‘ahum raḫmatam min ‘indinâ wa dzikrâ lil-‘âbidîn
Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami mengembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami melipatgandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami dan pengingat bagi semua yang menyembah (Kami). (Al Anbiya : 84)
Pelajaran dari Kisah Nabi Ayyub
Banyak pelajaran yang dapat kita ambil melalui kisah-kisah nabi terutama pada kisah Nabi Ayyub diantaranya :
1. Kesabaran yang Luar Biasa
Nabi Ayyub diuji dengan cobaan yang sangat berat, mulai dari kehilangan harta, anak, hingga penyakit yang menghancurkan tubuhnya. Namun, beliau tetap bersabar dan tidak pernah mengeluh kepada Allah. Dari sini, kita belajar bahwa kesabaran adalah kunci untuk menghadapi segala cobaan hidup.
2. Ketawakkalan kepada Allah
Meskipun dihadapkan pada kesulitan yang sangat besar, Nabi Ayyub tetap bertawakkal sepenuhnya kepada Allah. Beliau yakin bahwa Allah akan memberikan jalan keluar terbaik.
3. Sholat dan Doa
Ketika diuji, Nabi Ayyub terus berdoa dan bersujud kepada Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya kita selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah dalam setiap keadaan.
4. Ikhlas dalam Beribadah
Nabi Ayyub tetap menjalankan ibadah dengan ikhlas meskipun dalam keadaan sakit dan menderita. Ini mengajarkan kita untuk selalu ikhlas dalam beribadah dan tidak mengharapkan balasan duniawi.
5. Sabar dalam Mencari Rezeki
Setelah diuji, harta Nabi Ayyub dikembalikan bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa Allah akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tidak disangka-sangka.
Meskipun cobaan yang dihadapi sangat berat, Nabi Ayyub tidak pernah menyerah dan terus berusaha untuk mencari jalan keluar. Sebagai generasi muda kita harus mencontoh sikap nabi Ayyub, jangan mudah menyerah kita harus berpikir positif dan yakin bahwa ada jalan keluar dari setiap masalah.
Referensi :
https://almanhaj.or.id/35825-nabi-ayyub-alaihissallam-diuji-oleh-allah-dengan-penyakit-yang-parah.html
https://almanhaj.or.id/3413-cobaan-yang-menimpa-nabi-ayub-alaihissalam.html
https://almanhaj.or.id/14748-kewajiban-bertaubat-dan-tunduk-merendahkan-diri-kepada-allah-pada-waktu-terkena-musibah-2.html
Post a Comment