Kali ini Bumin ingin sharing tentang batuk pilek yang sering di alami oleh semua orang terutama anak-anak.
Batuk sendiri adalah suatu refleks tubuh yang berfungsi untuk membersihkan saluran napas dari lendir, iritasi atau benda asing. Ketika ada sesuatu yang mengganggu saluran pernapasan, saraf akan mengirimkan saraf ke otak dan otak akan merespon dengan perintah untuk batuk.
Banyak orang tua bertanya-tanya, mana yang lebih baik dan manjur, obat batuk herbal atau obat kimia? Sebelum menjawab nya, mari kita belajar bareng yuk bun tentang batuk terlebih dahulu.
Mengapa Kita Batuk?
Batuk pada anak seringkali menjadi momok bagi orang tua. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, batuk yang berkepanjangan juga dapat mengkhawatirkan.
Batuk tidak hanya disebabkan masalah di saluran pernapasan, asam lambung pun bisa menyebabkan gejala batuk. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan batuk yang dikutip dari jurnal American Family Physician :
Infeksi Virus dan Bakteri
Infeksi virus dan bakteri menjadi penyebab utama dari berbagai penyakit yang menyebabkan batuk. Gejala batuk ringan akibat infeksi virus penyebab pilek biasanya akan hilang kurang dari seminggu.
Alergi
Ketika seseorang yang alergi menghirup alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, atau debu rumah, tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan lendir. Nah batuk adalah upaya tubuh untuk membersihkan dari lendir dan iritan.
Asma
Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang bisa mereda dan kambuh sewaktu-waktu. Saat asma kambuh maka saluran napas akan menyempit serta memproduksi lendir secara berlebih, terkadang disertai batuk yang merupakan respon tubuh untuk membantu mengeluarkan lendir yang berlebih.
Iritasi
Asap rokok, polusi udara, atau bahan kimia merupakan salah satu yang menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Ketika anak menghirup salah satu polutan udara maka akan masuk ke saluran pernapasan dan memicu peradangan. Sensasi gatal dan perih pada tenggorokan akan memicu refleks batuk.
Refluks Asam
Refluks asam atau GERD memang seringkali menjadi penyebab batuk yang membandel. Pada penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) katup antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya asam lambung dapat naik ke kerongkongan dan mengiritasi dinding kerongkongan. Iritasi yang terus menerus dapat memicu batuk.
Penyakit Paru
Penyakit paru sering kali disebut PPOK. Kondisi PPOK menggambarkan penurunan fungsi paru akibat dua atau salah satu penyakit paru. Kerusakan paru akan berkembang semakin buruk seiring berjalannya waktu sehingga menyebabkan masalah pernapasan kronis seperti napas pendek dan batuk.
Klasifikasi Batuk
Menurut Kementrian Kesehatan batuk bisa diklasifikasi menjadi dua, yakni berdasarkan lamanya serta berdasarkan jenis batuknya.
Berdasarkan lamanya, batuk dibagi menjadi batuk akut dan batuk kronis. Batuk akut adalah batuk yang berlangsung tidak lebih dari 3 minggu. Sebagian besar batuk akut akan sembuh dengan sendirinya. Batuk sub-akut adalah batuk yang berlangsung selama 3-8 minggu.
Sedangkan, batuk kronis adalah batuk yang timbul lebih dari 8 minggu. Paling sering terjadi pada perokok, tuberkulosis paru, penyakit obstruktif paru kronik, maupun gastroesophageal reflux disease (GERD).
Berdasarkan jenisnya batuk dibagi menjadi batuk produktif (batuk berdahak) dan batuk nonproduktif (batuk kering). Batuk produktif disebut sebagai batuk efektif karena mengeluarkan mukus atau dahak dari paru-paru. Batuk produktif kebanyakan adalah akut dan sering disebabkan infeksi bakteri dan virus.
Sedangkan batuk nonproduktif merupakan batuk kering, batuk iritasi tanpa dahak. Batuk nonproduktif ini biasanya kronis dan sering disebabkan oleh iritasi, debu dan asap rokok.
Tips Memilih Obat Batuk
Pilihan antara obat batuk kimia atau herbal seringkali menjadi dilema bagi banyak orang. Baik obat herbal maupun kimia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk bumin sendiri, sebelum menggunakan obat kimia maka bumin selalu melakukan perawatan terlebih dahulu dirumah.
Batuk sebetulnya adalah mekanisme peringatan dini. Ketika batuk, tubuh sebenarnya sedang memberitahu adanya zat asing pada pernapasan. Melalui batuk, tubuh berupaya untuk mengeluarkan zat asing tersebut.
Maka cara bumin ketika anak mengalami batuk adalah memberi makanan bergizi seperti sup ayam, istirahat yang cukup serta banyak minum air putih hangat. Terkadang bumin juga memandikan anak yang sakit dengan air hangat,uap nya membantu mengencerkan dahak.
Berikut tips yang bumin lakukan saat anak sakit batuk :
1. Kenali Jenis Batuk
Batuk kering : tidak menghasilkan dahak, biasanya disebabkan iritasi atau alergi
Batuk berdahak : menghasilkan dahak, seringkali disebabkan infeksi saluran napas.
2. Pergunakan Bahan Alami Terlebih Dahulu
Untuk awal-awal batuk, bumin sering menggunakan bahan alami untuk meredakan batuk terlebih dahulu sebelum ke dokter. Bahan alami yang mampu mengatasi batuk diantaranya :
Madu : Memiliki sifat antibakteri dan anti inflamasi yang dapat meredakan iritasi tenggorokan. Bunda bisa mencampurkan madu ke dalam air hangat lalu diminumkan ke anak.
Jahe : Kaya akan antioksidan dan memiliki sifat anti inflamasi yang mampu meredakan peradangan pada tenggorokan. Bunda bisa menambahkan jahe untuk sop ayam. Jika anak tahan terhadap rasa pedas, bunda bisa membuatkan air jahe dengan campuran madu sebagai pemanisnya.
Kencur : mengandung senyawa flavonoid yang memiliki sifat anti inflamasi dan anti oksidan juga. Untuk penggunaan kencur biasanya bumin hanya merebus kencur yang sudah di tumbuk kasar, kemudian disaring lalu airnya diminumkan ke anak. Untuk pemanis bumin lagi-lagi menggunakan madu.
Kecap dan perasan jeruk nipis : Kombinasi kedua nya mampu meredakan rasa gatal pada tenggorokan walaupun belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa kecap dan jeruk nipis secara signifikan meredakan batuk.
3. Perhatikan Kandungan Obat.
Bumin tidak menganjurkan untuk membeli obat batuk anak yang dijual secara bebas di apotik. Lebih baik ke dokter ketika anak sudah batuk lebih dari 3 hari dan ada resiko yang memperburuk keadaan.
Namun bumin mengajak para orang tua untul belajar sedikit-sedikit tentang kandungan obat walau hanya umum. Hal ini agar orang tua lebih percaya diri dan tidak terlalu panik ketika merawat anak yang sakit.
Berikut kandungan-kandungan obat yang biasanya terdapat di obat batuk.
Ekspektoran : membantu mengencerkan dahak dan mempermudah pengeluarannya. Kandungan ini cocok untuk jenis batuk berdahak.
Supresan Batuk : Menekan refleks batuk, cocok digunakan untuk anak yang mengalami batuk kering, yang kadang membuat tidurnya terganggu.
Dekongestan : Batuk seringkali di barengi dengan flu. Dekongestan berfungsi membantu mengurangi hidung tersumbat.
Antihistamin : berfungsi untuk mengatasi batuk yang disebabkan oleh alergi. Antihistamin membantu tubuh untuk mengurangi reaksi alergi.
4. Perhatikan Bentuk Sediaan
Jika ke dokter sebaiknya bunda mulai memperhatikan bentuk sediaan dari obat. Beberapa anak biasanya tidak mau jika diberikan obat dalam bentuk tablet ataupun kapsul. Solusinya adalah meminta obat batuk dalam bentuk sediaan sirup. Sirup yang manis biasanya memudahkan anak untuk meminum obat dan batuk pun akan cepat sembuh.
Jangan lupa untuk memberi informasi sedetail mungkin kepada dokter ketika konsultasi, umur, berat badan, ada alergi kah dan lain-lain. Agar memudahkan dokter dalam pemilihan obat yang tepat untuk anak.
Kelebihan dan Kekurangan Herbal dan Obat Kimia
1. Obat Alami (Herbal)
Kelebihan
Umumnya lebih alami : bahan-bahan yang digunakan biasanya berasal dari tumbuhan dan dianggap lebih aman untuk jangka panjang.
Efek samping lebih ringan : karena sifatnya yang alami, efek samping obat herbal cenderung lebih ringan dibandingkan obat kimia.
Mampu mengatasi berbagai gejala : beberapa obat herbal tidak hanya meredakan batuk tetapi gejala lain seperti pilek dan flu.
Kekurangan
Efektivitas tidak selalu terjamin : kualitas dan kemurnian bahan herbal dapat bervariasi sehingga efektivitasnya pun tidak selalu sama.
Tidak semua orang cocok : beberapa orang mungkin alergi terhadap bahan-bahan tertentu dalam obat herbal.
2. Obat Kimia
Kelebihan
Efektif dan cepat : obat kimia karena sudah melalui proses pengujian yang panjang maka bekerja lebih cepat dalam meredakan gejala batuk.
Dosis yang tepat : kandungan obat dalam setiap dosis sudah terukur secara akurat.
Kekurangan
Efek samping : obat kimia dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, mual atau alergi.
Resisten obat : penggunaan obat kimia yang berlebihan serta tidak sesuai aturan akan menyebabkan bakteri dan virus menjadi resisten(kebal) terhadap obat.
Interaksi obat : obat kimia dapat berinteraksi dengan obat lain yang sedang dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi ada yang bersifat bersinergi ada pula yang berlawanan cara kerja.
Kesimpulan
Tidak ada jawaban yang mutlak tentang mana yang lebih baik antara obat herbal dengan obat kimia. Pilihan terbaik adalah pilihan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak.
Yang perlu diingat adalah jangan pernah mengobati diri sendiri dan anak tanpa berkonsultasi dengan dokter terutama jika memiliki masalah kesehatan yang serius.
Disclaimer :
Informasi yang diberikan dalam artikel ini bersifat umum dan tidak menggantikan saran medis.
Daftar Pustaka.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2522/memahami-batuk
https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2017/1101/p575.html
Terima kasih kak, bermanfaat sekali tulisannya
ReplyDeleteSma-smaa mbaa rani
DeleteSebenernya aku paling senang kasih yang alami dulu ke anak, tapi kadang anak menolak karena aroma dan warnanya.. kira-kira gimana tips anak suka ya? Apalagi batuk itu sering terjadi pada anak-anak
ReplyDeletePke madu klu aq mba. Dikit-dikit aja dulu. Klu dipaksa suka trauma bocah.
Delete