Assalamualaikum salam Bun,
Selalu saja ada hikmah yang bisa diambil dari kisah perjalanan banyak tokoh yang hidup lebih awal dari Kita. Dari mereka lah Kita belajar kesabaran, kegigihan, akhlaq terpuji, keikhlasan dan sebagainya.
Tokoh-tokoh islam sangatlah banyak, salah satu yang memberi manfaat hingga saat ini adalah tokoh dibidang keilmuwan. Sejarah telah membuktikan betapa dunia islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesastaraan, kemasyaratan, agama, kesehatan dan lainnya.
Sesuai dengan perkataan presiden RI yang pertama, Ir Soekarno bahwa jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena ternyata dengan mengingat sejarah Kita akan selalu belajar dan berintropeksi dalam menatap masa depan. Selain itu, Kita bisa mengajarkan kepada anak-anak sekaligus memotivasi untuk lahirnya generasi islam yang pintar dan berdedikasi tinggi. Berikut 5 ilmuwan islam yang paling berpengaruh di dunia.
AL FARABI (Bapak Logika Islam)
Al-Farabi memiliki nama asli Abu Nasr Muhammad Bin Muhammad Bin Tarkhan ibn Uzalah Al-Farabi, dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir, lahir di otrar atau disebut juga dengan farab (Kazakhstan) pada 10 Januari 878 M dan meninggal di Damaskus 17 Januari 951 M. Al-Farabi dikenal dengan sebutan guru kedua setelah Aristoteles, karena kemampuannya dalam memahami pemikiran Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat. Al-Farabi berhasil menyusun buku tanya jawab tentang pendidikan tinggi, menyusun pelajaran musik, puisi, tata bahasa Arab, sejarah, filsafat.
Pada masa awal pendidikannya, al-Farabi belajar Al-Qur’an, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadits) dan aritmetika dasar. Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan musik di Bukhara, dan tinggal di Kazakhstan sampai umur 50 kemudian Ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu disana selama 20 tahun. Setelah kurang lebih 10 tahun tinggal di Baghdad, yaitu kira-kira pada tahun 920 M, al Farabi kemudian mengembara di kota Harran yang terletak di utara Syiria, di mana saat itu Harran merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia. Ia kemudian belajar filsafat dari Filsuf Kristen terkenal yang bernama Yuhana
bin Jilad.
Tahun 940 M, al Farabi melajutkan pengembaraannya ke Damaskus dan bertemu dengan Sayf al Dawla al Hamdanid, Kepala daerah (distrik) Aleppo, yang dikenal sebagai simpatisan para Imam Syi’ah. Kemudian al-Farabi wafat di kota Damaskus pada usia 80 tahun (Rajab 339 H atau Desember 950 M) pada masa pemerintahan Khalifah Al Muthi’ (masih dinasti Abbasiyyah).
Al Farabi menulis lebih dari 100 buku dalam bahasa arab dalam bidang filsafat, sains, kedokteran, musik dan lain-lain. Namun hanya sekitar 12 (dua belas) saja yang dapat diperoleh di berbagai perpustakaan dunia saat ini.
AL KHAWARIZMI
Nama asli Al Khawarizmi adalah Muhammad ibn Musa Al Khawarizmi. Selain itu beliau juga dikenal Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Beliau adalah orang yang menemukan Al Jabru wal Mukobala yang Kita kenal dengan sebutan Aljabar. Lahir sekitar tahun 780 Masehi di kota Khwarezm, yang kini berada di wilayah Uzbekistan. Ia wafat sekitar tahun 850 Masehi di Baghdad.
Al Khawarizmi hidup di masa kepemimpinan Al Ma’mun, putra Harun Al Rasyid, khalifah Daulah Abbasiyah. Pada masa itu, bisa disebut sebagai salah satu masa kegemilangan Islam di bidang ilmu pengetahuan.
Karya Beliau diantaranya :
a. Al Jabru Wal Mukobala
Beliau telah menciptakan pemakaian secan dan tangen dalam penyelidikan trinogometri dan astronomi.
b. Hisabal Al Jabrwa Al Muqabalah
Beliau mengajukan contoh persoalan matematika dan telah mengemukakan 800 buah persoalan dimana sebagiannya merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh Al Khawarizmi.
IBNU HAITHAM
Abu Ali Muhammad Al Hassan Ibnu Al Haitham adalah seorang ilmuwan islam yang ahli dalam bidang sains, matematika, filsafat dan Medis. Lahir di basrah pada tahun 354 H bersamaan dengan 965M. Beliau memulai pendidikan awalnya di basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintahan di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama mengabdi dengan pemerintah, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan menuntut ilmu dan memusatkan perhatian pada penyusunan. Kemudian Ibnu Haitham melanjutkan pendidikan ke mesir. Disana Beliau melanjutkan penelitian dan menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak.
Ibnu Haitsam membuktikan semangatnya mencari dan mendalami ilmu pengetahuan. Sehingga dia berhasil menulis banyak buku dan makalah. Di antara buku hasil karyanya pada bidang optik sebagai berikut:
Risalah Fi Al-Ain Wa Al-Abshar, Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Ad-Dawa'ir, Risalah Fi In'ithaf Adh-Dhau, Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Al-Quthu, Kitab Fi Al-Halah Wa Qaus Qazah.
Selain pada bidang optik, Ibnu Haitsam pun ahli dalam bidang astronomi, berikut nama-nama buku yang ditulis oleh Ibnu Haistam dalam bidang Astronomi:
At-Tanbih Ala Ma Fi Ar-Rashdi Min Al-Ghalath, Irtifa' Al-Kawakib, Maqalah Fi Ab'ad Al-Ajram As-Samawiyyah wa Iqdar I'zhamiha wa Ghairiha, Kitab Fi Hai'ati Al-Alam, Risalah Fi Asy-Syafaq.
Sumbangan Ibnu Haitsam kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Karena itulah Ibnu Haitsam dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan.
IBNU KHALDUN
Jika Kita berbicara tentang seorang cendekiawan yang satu ini memang cukup unik dan mengagumkan. Ibnu Khaldun patut dikatakan sebagai pendiri ilmu sosial. Ibnu Khaldun lahir dan wafat di saat bulan ramadhan. Nama lengkapnya adalah waliuddin abdurahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasan yang kemudian masyur dengan sebutan Ibnu Khaldun.
Hasil karya:
Bagian awal dari kitabnya yang lebih besar, "Kitab al-'Ibar", juga dikenal sebagai "Kitab al-'Ibar wa Diwan al-Mubtada' wal-Khabar fi Ayyam al-'Arab wal-'Ajam wal-Barbar wal-Aswad wal-Aham dan al-Nahs wal-Khusran" (Buku Penuntun dan Catatan tentang Permulaan dan Berita tentang Hari-hari Arab, Non-Arab, Barbar, Hitam, dan yang Mulia, dan
Muqaddimah.
Muqaddimah adalah sebuah karya yang luar biasa besar dan inventif. Berbagai disiplin ilmu sosial dan sejarah dibahas dalam karya Ibnu Khaldun ini. Salah satu ide yang paling terkenal yang dia kembangkan adalah "Asabiyyah", yang mengacu pada semangat kebersamaan dan solidaritas dalam suatu masyarakat, yang merupakan komponen penting untuk keberhasilan dan kejayaan.
IBNU SINA
Ibnu Sina, juga dikenal sebagai Avicenna di dunia Barat, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan dan kedokteran pada abad pertengahan.
Ia mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hussain Ibnu Abdullah Ibnu Sina. Lahir pada tahun 980 Masehi di Bukhara yang sekarang merupakan bagian dari Uzbekistan. Ia meninggal pada bulan Juni 1037 dan dimakamkan di Hamadan, sebelah tenggara Teheran, Iran. Pada tahun 1950, makamnya diperbarui dan diubah menjadi museum yang dilengkapi dengan perpustakaan dengan ribuan koleksi buku.
Beliau menelurkan beragam karya di bidang kedokteran, yang bahkan masih relevan hingga masa sekarang. Bukunya yang berjudul Al-Qanun fi At-Thibb atau The Canon of Medicine (Kitab Pengobatan), menjadi buku rujukan utama dunia kedokteran Eropa hingga pertengahan abad ke XVII.Karya penting Ibnu Sina, seperti Kitab al-Shifa atau Buku tentang Penyembuhan, merupakan ensiklopedia yang mencakup empat bagian, yaitu penalaran, fisika, matematika, dan metafisika. Dalam karyanya itu, Ibnu Sina membagi ilmu pengetahuan ke dalam beberapa klasifikasi. Misalnya di bidang fisika, dia mendiskusikan alam menurut delapan prinsip dasar sains, yaitu sains secara umum, benda langit dan objek geografis, unsur-unsur utama, meteorologi, minearologi, botani, zoologi, dan psikologi (ilmu tentang jiwa). Karya penting lain Ibnu Sina adalah Al-Qanun fi At-Thibb atau Kitab Pengobatan, yang terdiri dari lima buku
Sumber :
Azizah, Tsaniyatul. 2015. Tokoh Ilmuwan Islam. Yogyakarta : Cv Graha Mulia Utama
Post a Comment